Selasa, 30 Desember 2008

19.20 - No comments

Mawar Merah


Kerlip lampu menyelimuti jalanan dan gedung pencakar langit 
 menemani degub jantung ibu kota yang terengah
berjuang memenuhi janjinya pada hari
    Nanar tatapku menatap pilar kencana yang berdiri pongah

Sementara, kerumunan manusia masih mengais rejeki di kakinya
Dan....
Kita masih saja terpekur di sini,
Dalam diam dan beku sembari
Menghitung detak jam yang berdenyut dari detik ke menit
Diantara jejak kaki pekerja yang membelah senja
Berkejaran dengan kereta pemburu malam

    Waktu itu

Kau datang dengan seikat mawar merah digenggaman
Kau bilang akan menanamnya di pelataran rumah kita kelak
Bersama rumput hijau, kicau burung dan dekap mentari
Pun ketika saat kau pasang sayap cinta di punggungku
tuk terbang ke negeri nirwana
Berkelana diatas hembus awan putih yang berarak memanjati lereng bukit

   Kereta senja menelanmu dalam kelam

menenggelamkan Lambaianmu dalam kebisingan
Seulas semyummu yang meremang, tenangkanku dalam penantian

     Ah,....

Perih jua yang kurasa, ketika duri mawar itu menusuk jemariku
Pun ketika darah mengalir di sela-selanya
Kenapa tak kau tusukkan saja pedang itu di punggungku
Biar jiwaku terbang menuju keabadian
Biar luka yang menganga ini tak iris hatiku dalam derita panjang
Dan, kelopak mawar itu gugur satu persatu
Bersama bayangmu yang tak pernah bisa kugapai..

Regard By : Wenny
http://wennyrosalina.blogspot.com/2007/12/mawar-merah.html


0 komentar: